PENDAHULUAN
Latar Belakang
Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin.
Sebagian besar produk pertanian, khususnya buah-buahan dan sayuran lebih banyak
dikonsumsi dalam bentuk segar dari pada dalam bentuk olahan. Disamping
mengandung bahan-bahan seperti protein, karbohidrat dan vitamin masih cukup
tinggi, juga masih mempunyai cita rasa yang segar dan menarik.
Kelebihan ini bisa kita peroleh dengan mengkonsumsi buah
segar.
Namun demikian kelebihan ini bisa menjadi kekurangan. Kadar air yang tinggi
serta kandungan zat-zat gizi yang cukup bervariasi di dalam buah segar bisa
mempermudah kerusakan buah. Akibatnya warna buah cepat sekali berubah oleh
pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis
(jamur) sehingga mudah menjadi busuk.
Namun demikian kelebihan ini bisa menjadi kekurangan. Kadar air yang tinggi
serta kandungan zat-zat gizi yang cukup bervariasi di dalam buah segar bisa
mempermudah kerusakan buah. Akibatnya warna buah cepat sekali berubah oleh
pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis
(jamur) sehingga mudah menjadi busuk.
Upaya-upaya pengolahan buah-buahan untuk memperpanjang
masa simpannya sangat penting. Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk
minuman seperti anggur, sari buah dan sirup juga makanan lain seperti manisan, dodol,
keripik, dan sale. Tingkat kerusakan produk pertanian khususnya buah dan
sayuran diperkirakan sekitar 30% sampai dengan 40%, sedangkan 60% dikonsumsi
dalam bentuk segar dan olahan (Muchtadi, 1979).
Sirup dari buah markisa umumnya sangat disukai oleh
masyarakat disamping itu buah markisah merupakan buah yang hanya ada pada
musimnya. Untuk menambahkan ketertarikan konsumen penambahan aroma dari buah
mangga jenis kuini akan lebih meningkatkan cita rasa dan kesegaran dalam sirup
tersebut.
Sirup merupakan cairan yang dihasilkan dari pengepresan
daging buah dan dilanjutkan dengan proses pemekatan, baik dengan cara
pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti penguapan dengan hampa udara,
dan lain-lain. Sirup ini tidak dapat langsung diminum, tetapi harus diencerkan
dulu dengan air (1 bagian sirup dengan 5 bagian air)
(http://epetani.deptan.go.id/blog/).
Berdasarkan uraian di atas
pemanfaatan buah markisa (Passiflora edulis sims) dan kuini (Mangifera odorata Griffith) untuk keanekaragaman makanan serta menghindari buah
musiman dan menghindari masa simpan yang lebih lama terhadap buah-buahan serta bernilai
ekonomis. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melaukan penelitian dengan
judul :
“Study
Pembuatan Sirup Markisa Beraroma Kuini”
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh kosentrasi sukrosa (gula tebu) dan sari buah mangga
jenis kuini terhadap mutu sirup markisa beraroma kuini.
Kegunaan
Penelitian
Sebagai sumber informasi
ilmiah pada pembuatan sirup markisa beraroma kuini. Sebagai sumber data dalam
penyusunan skripsi S1 (Strata 1) di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Pertanian, UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara.
Hipotesa
Penelitian
1. Ada pengaruh konsentrasi gula terhadap mutu sirup markisa beraroma
kuini.
2.
Ada
pengaruh konsentrasi sari buah kuini terhadap aroma sirup
3.
Ada
interaksi antara konsentrasi gula dan sari buah kuini terhadap mutu sirup.
TINJAUAN PUSTAKA
Buah Markisa (Passiflora
edulis sims)
Markisa merupakan salah satu jenis tanaman yang telah
dibudayakan secara luas oleh pemerintah Sulawesi Selatan, khususnya di daerah
bersuhu dingin. Taksonomi tanaman markisa menurut Hanna (1988) adalah sebagai
berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Klas
: Dycotiledoneae
Sub
Klas : Thalamflorae
Bangsa
: Violales
Suku
: Passifloraceae
Marga
: Passiflora
Spesies
: Passiflora edulis sims
Tanaman
markisa berasal dari kawasan Amerika Selatan yang kemudian menyebar ke daerah
tropis lainnya dan beberapa daerah sub-tropis serta telah diusahakan secara
komersil untuk kebutuhan industri pengolahan sari buah markisa (Purthi, 1963).
Selanjutnya dikatakan bahwa tanaman markisa merupakan jenis tanaman tahunan
yang merambat, panjang batangnya dapat mencapai 15 meter. Batangnya halus,
tergurai ke bawah dan sedikit berkayu. Di hutan-hutan tanaman ini menjalar pada
permukaan tanah dan belukar serta merupakan penahan erosi yang baik
(Rismunandar, 1986).
Buah
markisa memiliki beberapa nama, tergantung tempatnya, misalnya di Amerika
Selatan disebut dengan Parchacha, di Afrika disebut Grenadilla atau
Granadilla, dan di India disebut Kadamba (Casimir, Kefford,
Whitfield, 1981). Di Indonesia sendiri, buah markisa disebut pula dengan nama Siuh
(Rismunandar, 1986).
Kandungan Gizi Sari Buah Markisa
(Passiflora edulis sims)
Menurut
Pruthi (1963) sari buah markisa merupakan salah satu sari buah yang bergizi,
yang kaya karbohidrat dan mudah dicerna. Sari buah markisa mengandung
karbohidrat 12,4 %. Tiga jenis gula yaitu glukosa, fruktosa dan sukrosa dengan
kandungan sekitar 86,3% dari total karbohidrat. Selain itu komposisi yang
terkandung dalam sari buah markisa adalah protein, kalsium, fosfor, besi, asam
askorbat, tiamin, riboflavin, asam nikotinat dan karotin sebagai pro-vitamin A.
sari markisa memiliki keasaman yang tinggi dan meruapakan sifat yang khas dan
penting diperhatikan dalam pengolahan dan formulasi produk-produk yang
mengandung sari markisa. Sari buah markisa mengandung asam (sebagai asam
nitrat) dengan pH antara 2,4 – 3,2. Hal ini didukung pula oleh Buckle, dkk
(1987) bahwa suatu bahan pangan bila mempunyai pH dibawah 3,7 atau 4,0 termasuk
bahan pangan berkadar asam tinggi, sehingga sari buah markisa termasuk makanan
berasam tinggi. Oleh karena itu dengan adanya sedikit penurunan total asam dan
peningkatan kandungan gula akan meningkatkan nilai konsumsi dari sari buah
markisa.
Kandungan
vitamin C (asam askorbat) yang tinggi sangat diinginkan dari sari buah markisa.
Haris dan Karmas (1975) menyatakan bahwa sumbangan utama buah dan produk
olahannya pada kebutuhan gizi adalah sebagai sumber asam askorbat. Retensi
vitamin C sering dipakai sebagai indikator retensi zat gizi lainnya.
Tabel 1. Nilai
Kandungan Gizi Markisa per 100 gram Bahan
Komposisi
|
Persentase
|
Jumlah
|
Energi
Karbohidrat Protein
Total Lemak
Kolesterol Serat Diet Vitamin Folates Niacin
Pyridoxine
Riboflavin
Vitamin A
Vitamin C Vitamin E Vitamin K
Kalium
Kalsium
Tembaga Besi Magnesium Fosfor Selenium Seng |
5%
18%
4%
3 %
-
27%
3%
9 %
8%
10%
43%
50%
< 1%
0,5%
7%
1,2%
9,5%
20%
7%
10%
1%
1%
|
97 Kkal
23,38 g
2,20 g
0,70 g
-
10,40 g
14 mcg
1,50 mg
0,10 mg
0,130
1274 IU
30 mg
0,02 mcg
0,7 mg
348 mg
12 mg
0,086 mg
1,60 mg
29 mg
68 mg
0,6 mcg
0,10 mcg
|
(Sumber:
USDA National Nutrient data base) Prinsip Nilai Gizi Persentase AKG
Manfaat Kesehatan & Gizi Buah Markisa
1. Jus buah markisa mengurangi pertumbuhan sel
kanker. Meskipun penelitian sedang dilakukan tentang masalah ini, fitokimia
dalam jus buah yang dianggap menghambat pertumbuhan sel kanker.
2. Asam fenolik dan flavonoid hadir dalam buah
yang seharusnya memiliki fungsi melindungi jantung.
3. Profil fenolik buah ini dikenal aktivitas
anti-mikroba.
4. Markisa merupakan sumber antioksidan yang baik,
baik yang larut air dan lemak.Buah Passion dianggap baik untuk produk yang
membutuhkan pasteurisasi.
5. Buah ini cukup tinggi di karbohidrat dan gula
sederhana, yang meningkatkan kinerja atletik.
Mangga Kweni atau Kuini (Mangifera odorata Griffith)
Kuweni atau kuwini (Mangifera odorata Griffith) adalah sejenis mangga-manggaan yang
masih berkerabat dekat dengan bacang. Tumbuhan ini memiliki buah yang harum dan daging buah
yang lembut. Konsistensi daging buah kuweni lebih padat daripada bacang dan
seratnya lebih halus. Karakternya berada di antara mangga dan bacang, dan para ahli juga menganggapnya sebagai hibrida antarspesifik
alami antara mangga dan bacang.
Taksonomi
Kuini
Kingdom :
Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Spesies : Mangifera odorata Griff.
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Klas : Magnoliopsida
Subklas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Spesies : Mangifera odorata Griff.
Komposisi
Dan Nilai Gizi Buah Mangga
Buah mangga mempunyai
komposisi kimia, yang terdiri dari air, karbohidrat, dan berbagai macam asam,
protein, lemak, mineral, zat warna, tanin, vitamin serta zat-zat yang mudah
menguap dan berbau harum. Komposisi yang paling banyak adalah air dan
karbohidrat. Adapun
susunan komposisi kimia dan nilai gizi makanan buah mangga dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi kimia dan nilai
gizi buah mangga
Unsur-unsur
Yang Terkandung
|
Nilai
Rata-Rata Buah Mangga
|
|
Masih
Mentah
|
Sudah
Masak
|
|
Air
Protein
Lipid/lemak
Gula
Serat
Bahan mineral
Kapur
Fosfor
Besi
Vitamin :
Vitamin A
Riboflavin (Vitamin B2)
Thiamin (vitamin B1)
Vitamin C
Asam nicotinat
Nilai kalori setiap 100 g
|
90,0%
0,7%
0,1%
8,8%
-
0,4%
0,01%
0,02%
4,5 mg/g
150 U.I
0,03 mg/100 g
-
3
mg/100 g
-
39
|
86,1%
0,6%
0,1%
11,8%
1,1%
0,3%
0,01%
0,02%
0,3
mg/g
4800
U.I
0,05 mg/100 g
0,04 mg/100 g
13 mg/100 g
0,3 mg/100 g
50-60
|
(Cit. F. de Laroussilhe, Le Manguier, 1980) dalam Aak,
1991.
Dari kandungan gizi di atas
mangga memilik manfaat bagi kesehatan di antaranya:
1. Kandungan zat besinya dari
buah mangga yang tinggi baik bagi ibu hamil dan penderita anemia.
2. Buah mangga juga dapat
melancarkan pencernaan karena mengandung enzim yang membentu mencerna protein.
3. Buah yang satu ini ternyata
kaya akan kalium sehingga baik untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu,
mangga juga mengandung pektin, bahan serat yang dapat menurunkan tingkat
kolesterol dalam tubuh.
4. Buah mangga juga kaya
akan kalori dan karbohidrat yang menyehatkan serta menambah daya tahan tubuh.
5. Pada beberapa penelitian
menyatakan memakan mangga dapat memperkecil risiko terkena pembentukan batu
ginjal.
6. Buah mangga kaya akan
kalori dan karbohidrat yang menyehatkan serta menambah daya tahan tubuh.
7. Mangga juga sebagai
sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin, yaitu bahan penumpas kanker
yang baik. Mangga juga kaya vitamin antioksidan seperti vitamin C dan E. Satu
buah mangga mengandung tujuh gram serat yang dapat membantu sistem pencernaan.
Sebagian besar serat larut dalam air dan dapat menjaga kolesterol agar tetap
normal.
8. Buah mangga memiliki sifat
kimia dan efek farmakologis tertentu, yaitu bersifat pengelat (astringent),
peluruh urine, penyegar, penambah napsu makan, pencahar ringan, peluruh dahak
dan antioksidan. Kandungan asam galat pada mangga sangat baik untuk saluran
pencernaan. Sedangkan kandungan riboflavinnya sangat baik untuk kesehatan mata,
mulut, dan tenggorokan.
9. Mangga juga sebagai
Antioksidan.
Sirup (Sari Buah)
Sirup (sari buah) merupakan
cairan jernih atau agak jernih, tidak difermentasi, diperoleh dari pengepresan
buah-buahan yang telah matang dan masih segar. Pembuatan sari buah terutama
ditujukan untuk meningkatkan ketahanan simpan serta daya guna buah-buahan. Pada
dasarnya sari buah dibuat dengan cara penghancuran daging buah dan kemudian
ditekan. Gula ditambahkan untuk mendapatkan rasa manis. Untuk memperpanjang
daya simpan, ditambahkan bahan pengawet.
Selanjutnya cairan disaring, dibotolkan, kemudian di
pasteurisasi agar tahan lama. Pemurnian sari buah bertujuan untuk menghilangkan
sisa serat-serat dari buah dengan cara penyaringan, pengendapan atau
sentrifugasi dengan kecepatan tinggi yang dapat memisahkan sari buahdari
serat-serat berdasarkan perbedaan kerapatannya. Sari buah yang tidak dimurnikan
akan berakibat terjadinya pengendapan di dasar botol. Hal tersebut tidak
diinginkan karena akan menurunkan penerimaan konsumen (Muchtadi,1977).
Banyak
orang tidak dapat membedakan antara sirup dan sari buah, berikut definisi
keduanya menurut (SNI 01-3544-1994) definisi sirup adalah : larutan gula paket
(sakarosa : Highfructose syrup dan atau gula inversi lainnya) dengan atau tanpa
penambahan bahan tambahan makanan yang diizinkan. Sedangkan definisi Sari buah
menurut (SNI 01-3719-1995) adalah : minuman ringan yang dibuat dari sari buah
dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang
diizinkan. Dengan kata lain, sirup apabila akan dikonsumsi harus diencerkan
terlebih dahulu dengan penambahan air, sedangkan sari buah tidak perlu atau
dapat dikonsumsi secara langsung (ready to drink).
Dalam
pembuatan sirup dan sari buah dapat ditambahkan dengan pewarna menggunakan
bahan kimia yang sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Badan POM. Sedangkan
pengawet ditambahkan untuk memperpanjang umur simpan produk dan mencegah produk
dari kerusakan akibat aktivitas mikroorganisme. Yang perlu diperhatikan adalah
penambahan atau kadar pengawet yang ditambahkan dan jenis pengawet yang
digunakan. Untuk produk sirup dan sari buah maksimal pengawet yang ditambahkan
adalah 500 ppm dan jenis yang digunakan adalah Natrium Benzoat (SNI
01-3719-1995).
Gula
Untuk industri-industri makanan biasanya
digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang
banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup
gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan
terurai menjadi glukosa dan sukrosa
disebut gula invert (Winarno, 1995).
Apabila
gula ditambahkan ke dalam bahan makanan dalam konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40 %) padatan
terlarut sebagian dari air yang ada
menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas
air (Aw) dari bahan pangan berkurang sedangkan pada konsentrasi mencapai 65 %
gula akan menyebabkan sel-sel mikroorganisme
yang terdapat dalam bahan pangan akan mengalami dehidrasi atau
plasmolisis (Buckle, dkk, 1987).
Mekanisme
gula sebagai bahan pengawet yaitu menghasilkan tekanan osmosis yang tinggi
sehingga cairan sel mikroorganisme terserap keluar, akibatnya menghambat
sitoplasma menurun sehingga terjadi plasmolisis yang menyebabkan kematian sel
(Winarno, 1984).
CMC
Carboxy Methyl Cellulose adalah turunan dari
selulosa gum. Dibuat dengan mereaksikan selulosa basa dengan
Na-monokloroasetat.
Terdapat sebagai bubuk atau granula berwarna putih sampai krem. Bubuknya bersifat higroskopis. Viskositas CMC dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada pH<5.0, viskositas CMC menurun dan pada pH 5-11 viskositasnya stabil. Mudah terdispersi didalam air sampai terbentuk larutan koloid. Tidak larut dalam banyak pelarut.
Terdapat sebagai bubuk atau granula berwarna putih sampai krem. Bubuknya bersifat higroskopis. Viskositas CMC dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada pH<5.0, viskositas CMC menurun dan pada pH 5-11 viskositasnya stabil. Mudah terdispersi didalam air sampai terbentuk larutan koloid. Tidak larut dalam banyak pelarut.
Berfungsi sebagai pengental, mengurangi rasa
asam sitrat, rasa pahit kafein, ataupun rasa manis sukrosa. Sebaliknya akan
meningkatkan rasa asin NaCl dan rasa manis sakarin.
Menurut
Khairani, 2007, penstabil digunakan untuk menstabilkan (menghindari
terjadinya pemisahan antara padatan dan cairan) atau mengentalkan hasil olahan.
Beberapa bahan penstabil yang digunakan adalah gelatin, agar-agar, CMC, dan
pektin. CMC banyak digunakan sebagai stabilizer dalam pembuatan salad dressing.
CMC
adalah ester polimer selulosa yang larut dalam air dibuat dengan mereaksikan
Natrium Monoklorasetat dengan selulosa basa (Fardiaz, 1987). Menurut Winarno
(1991), Natrium karboxymethyl selulosa merupakan turunan selulosa yang
digunakan secara luas oleh industri makanan adalah garam Na karboxyl methyl
selulosa murni kemudian ditambahkan Na kloroasetat untuk mendapatkan tekstur
yang baik. Selain itu juga digunakan untuk mencegah terjadinya retrogradasi dan
sineresis pada bahan makanan.
Carboxy
Methyl Cellulose (CMC) adalah turunan dari selulosa dan ini sering dipakai
dalam industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Fungsi CMC ada
beberapa terpenting, yaitu sebagai pengental, stabilisator, pembentuk
gel,sebagai pengemulsi, dan dalam beberapa hal dapat merekatkan penyebaran
antibiotik (Winarno, 1985).
Penggunaan
CMC di Indonesia sebagai bahan penstabil, pengental, pengembang, pengemulsi dan
pembentuk gel dalam produk pangan khususnya sejenis sirup yang diijinkan oleh
Menteri Kesehatan RI, diatur menurut PP. No. 235/ MENKES/ PER/ VI/ 1979 adalah
1-2%.
Sebagai
pengemulsi, CMC sangat baik digunakan untuk memperbaiki kenampakan tekstur dari
produk berkadar gula tinggi. Sebagai pengental, CMC mampu mengikat air sehingga
molekul-molekul air terperangkap dalam struktur gel yang dibentuk oleh CMC
(Manifie, 1989).
Untuk
industri-industri makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus
atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan
sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air
dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan sukrosa yang
disebut gula invert (Winarno, 1995).
Air
Air merupakan bahan yang
sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah dapat
digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan
makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa
makanan kita. Bahkan dalam bahan makanan yang kering sekalipun, seperti buah
kering, tepung, serta biji-bijian, tekandung dalam jumlah tertentu.
Semua bahan makanan mengandung
air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan makanan hewani maupun
nabati. Air berperan sebagai pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme,
sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer, dan sebagainya.
Bahan pangan kita baik yang
berupa buah, sayuran, daging, maupun susu, telah banyak berjasa dalam memenuhi
kebutuhan air manusia. Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan
acceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian
dari suatu bahan makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan
tersebut atau alat-alat yang digunakan dalam pengolahnnya. Sebagian besar dari
perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau
yang berasal dari bahan itu sendiri(Winarno, 1997).
Air berfungsi sebagai bahan
yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang ada dalam bahan makanan. Untuk
beberapa bahan, air berfungsi sebagai pelarut. Air dapat melarutkan berbagai
bahan seperti garam, vitamin, yang larut dalam air, mineral dan senyawa-senyawa
cita rasa seperti yang terkandung dalam teh dan kopi (Winarno, 1997).
Air yang digunakan untuk
keperluan industri pangan pada umumnya dipersyaratkan sebagai air minum. Jadi,
syarat yang berlaku untuk air minum berlaku juga untuk air dalam proses
pengolahan mikrokristal melon, yaitu tidak berwarna, tidak berbau, jernih,
tidak berasa dan tidak mengganggu kesehatan tubuh (Winarno, 1997).
BAHAN
DAN METODE
Bahan Penelitian
Bahan
penelitian yang digunakan adalah berupa markisa, mangga jenis kuini, air, dan
gula.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Ilmu Dan
Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Bahan Kimia yang digunakan
Adapun bahan kimia yang digunakan
adalah :
-
CMC
(Karboksi Metil Selulosa)
Alat Penelitian
Adapun alat penelitian yang
digunakan adalah sebagai berikut :
-
Kompor gas - Gelas ukur
-
Panci aluminium - Kain saring
-
Timbangan analitik - Pisau stanless
-
Hand refraktometer - Blender
-
Botol - Sendok
Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan metode Rancangan
Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu :
Faktor
I : Jumlah Sukrosa (S) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :
S1 =
45 %
S2 =
55 %
S3 =
65 %
S4 =
75 %
Faktor
II : Konsentrasi sari buah kuini (K) yang terdiri dari 4 taraf yaitu :
K1 = 25 %
K2 = 35 %
K3 = 45 %
K4 = 55 %
Banyaknya
kombinasi perlakuan (Tc) adalah 4 x 4 = 16, maka jumlah ulangan (n) adalah sebagai
berikut :
Tc (n-1) ≥ 15
16 (n-1) ≥ 15
16 n-16 ≥ 15
16 n ≥ 31
n ≥
1,937.................dibulatkan menjadi n = 2
maka
untuk ketelitian penelitian, dilakukan ulangan sebanyak 2 (dua) kali.
Model Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilakukan dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan model :
Ỹijk
= µ + αi + βj + (αβ)ij + ɛijk
Dimana
:
Ỹijk : Pengamatan dari faktor S dari taraf
ke – i dan faktor K pada taraf ke – j
dengan ulangan ke – k.
µ : Efek nilai tengah.
αi : Efek dari faktor S pada taraf ke
– i.
βj : Efek dari faktor K pada taraf ke
– j.
(αβ)ij : Efek interaksi faktor S pada taraf ke
– i dan faktor K pada taraf ke – j.
ɛijk : Efek galat dari faktor S pada
taraf ke – i dan faktor K pada taraf ke – j dalam ulangan ke – k.
Pelaksanaan
Penelitian
-
Buah
markisa dan mangga jenis kuini dipilih yang matang dan tidak busuk. Kemudian
dibersihkan dan dicuci.
-
Untuk
buah markisa dilakukan blansing dalam suhu 800C selama 10 menit.
-
Kemudian
dilakukan pembelahan/pengeluaran buah untuk markisa dan pengupasan pada mangga
kuini.
-
Dilakukan
penghancuran buah dengan penambahan air dalam perbandingan 1:1.
-
Buah-buah
tersebut disaring untuk menghasilkan sari buah markisa dan kuini.
-
Dilakukan
pencampuran dimana sari buah markisa ditambahkan dengan sari buah kuini sesuai
dengan perlakuan (25%, 35%, 45%, dan 55%).
-
Campuran
dari masing-masing perlakuan dipanaskan dengan penambahan gula sesuai dengan
perlakuan (45%, 55%, 65%, dan 75%) serta penambahan CMC 1% mulai dari 00C hingga larutan
mengental.
-
Angkat
dan dinginkan hingga suhu kamar.
-
Sirup
dimasukkan ke dalam botol yang sudah disterilkan.
-
Kemudian
dilakukan analisa sesuai dengan parameter masing-masing.
Parameter
Pengamatan
Parameter pengamatan dilakukan berdasarkan analisa
yang meliputi :
Penentuan
Total Solid Soluble (TSS) (Sudarmadji et
al, 1996)
Penentuan
TSS dapat dilakukan dengan menggunakan alat refraktometer yaitu dengan cara
diambil sampel lalu diteteskan pada plat kaca refraktometer. Arahkan alat
refraktometer pada sumber cahaya. Lihat angka yang tertera pada batas antara
bagian terang dan gelap pada refraktometer. Angka yang tertera merupakan nilai
TSS sirup ºBrix.
Penentuan
Total Asam (Ranggana, 1978)
Penentuan total asam dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Total asam=
x100%
P =
Faktor Pengencer = 10
Asam
Dominan = asam sitrat BM = 192, valensi = 3
Penentuan
Kadar Vitamin C (Sudarmadji, dkk, 1987)
Kadar vitamin C dalam 100 gram
bahan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Vitamin
C =
x 100%
Uji
Organoleptik (Soekarto, 1982)
Uji
organoleptik dilakukan terhadap rasa, aroma dan warna yang ditentukan dengan
uji kesukaan oleh panelis dengan menggunakan skala sebagai berikut :
Skala Hedonik Skala
Numerik
Sangat
suka 4
Suka 3
Agak
suka 2
Tidak suka 1
Markisa Mangga
kuini
Sortasi Sortasi
Pencucian Pencucian
Blansing Pengupasan
Pembelahan/pengeluaran Penghancuran (+ air
1:1)
Penghancuran (+ air 1:1) Penyaringan
Penyaringan Sari Kuini (25%,
35%, 45%, 55%)
Pencampuran
|
+
CMC 1%
|
Konsentrasi
Sukrosa (S) :
S1 = 45 %
S2 = 55 %
S3 = 65 %
S4 = 75 %
|
Pemasakan hingga mengental
Sirup
Pembotolan
Analisa : TSS, Total Asam,
Vitamin C, dan Uji Organoleptik
Diagram Alir Pembuatan Sirup Markisa Beraroma
Kuini
DAFTAR
PUSTAKA
Anonym, 2012. Buah Kweni. http://haruting.blogspot.com/2012/04/buah-kweni.html
Anonym, 2012. (http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=6&doc=6d32
Buckle K.A.,R.A. Edwars, G.N. Fleet dan M. Wootton.
(1987), Ilmu Pangan. Penerjemah: H.
Purnomo dan Adiono. Edisi ke-2. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Fardiaz, 1992. Analisis Mikrobiologi Pangan.
Rajawali Press. Manajemen PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Hanna, S.S. 1988. Sistematik dan Arti Ekonomi Tumbuhan Tingkat
Tinggi. Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar
Muchtadi, D. 1977. Pengetahuan dan Pengolahan Bahan Nabati. Departemen
Teknologi Hasil Pertanian IPB: Bogor.
Muchtadi, Dedy, Tien Muchtadi dan Endang Gumbira.
1979. Pengolahan Hasil Pertanian II.
Nabati. Departemen Teknologi Hasil Pertanian Institut Pertanian Bogor,
Bogor. P:1-10
Winarno,
1995, Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pruthi, 1963. Passion
Fruits. Tropical and Subtropical Fruits. The Avi Publishing Company,
Inc. Florida. P:53-67.
Ranggana, S. 1978. Manual of Analysis for Fruit and Vegetable
Product. Tata Mc. Graw Hill. New Delhi.
Rismunandar, 1986. Pengolahan Pangan. Gramedia, Jakarta.
Rukmana,
R. 2003. Usaha Tani Markisah. Kanisius.
Yogyakarta.
Sudarmadji, S., B. Haryono
dan Suhardi. 1987. Analisa bahan Pangan
Pertanian, Liberti. Yogyakarta.
Satuhu, S. 2006. Penanganan dan Pengolahan Buah, Penebar Swadaya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar